Pelatihan Pasca panen padi : memberdayakan petani untuk lebih berdaya
Padi yang merupakan asal muasal beras, memerlukan pasca panen yang tepat. Pascapanen yang tepat akan menghasilkan beras terstandar, meminimalisir kehilangan/kerusakan hasil saat perlakuan pascapanen, yang akan berdampak pada turunnya kuantitas dan kualitas beras. Tetapi proses pasca panen padi pun meninggalkan limbah, seperti sekam, dedak, bekatul dan menir.
Sebagai upaya memaksimalkan proses pascapanen dan nilai tambah limbah padi, Kamis (10/10/2024), BSIP Kaltim menjadi narasumber pada Pelatihan Penanganan Pascapanen Padi, di Desa Bumi Rapak (yang merupakan desa Agrowisata), Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur. Pelatihan ini dimotori oleh Dinas Tanaman Pangan, Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kutai Timur dengan peserta para petani di kecamatan Kaubun. Sekam diolah menjadi arang sekam yang merupakan bahan media tanam yang jempolan dan briket arang sekam sebagai bahan bakar pengganti gas elpiji yang patut diperhitungkan.
Bagaimana halnya dengan menir? Menir dijadikan susu atau sari menir yang bergizi tinggi. Selain itu, menir diolah menjadi kerupuk menir dengan rasa yang tidak kalah bersaing dengan kerupuk yang berasal dari tepung beras.
Harapan besar dari pelatihan ini adalah akan tumbuh UMK yang tangguh di masa yang akan datang. Desa Agrowisata menantikan produk Kaubun sebagai buah tangan para pengunjung. Beras, susu menir, kerupuk menir, arang sekam dan briket arang sangat dimungkinan sebagai produk khas Kaubun tersebut . Sekam dan menir yang biasa dibuang, akan naik kelas menjadi produk yang dinantikan khalayak. Susu dan kerupuk menir yang mempunyai harga bersahabat dengan citarasa yang gurih, plus sehat diperkirakan mampu membuat masyarakat petani berdaya di antara krisis pangan yang melanda.
(Riz & Hibnu)