ULAT GRAYAK PADA JAGUNG
Spodoptera merupakan salah satu hama utama tanaman jagung dari golongan serangga famili Noctuidae. Larvanya dikenal sebagai hama yang sangat merusak. Di Indonesia, jenis ulat grayak yang banyak menyerang tanaman jagung adalah Spodoptera exigua (larva berwarna coklat kehijauan) dan S. litura (larva berwarna coklat). Ulat grayak tinggal di permukaan tanah di siang hari dan aktif memakan tajuk tumbuhan pada malam hari. Serangan hama ini dapat menyebabkan intensitas serangan berat dalam waktu semalam pada pertanaman jagung, sehingga hama ini juga dikenal dengan nama “ulat tentara”.
Serangga dewasa (ngengat) hama ini aktif pada malam hari dengan melakukan aktivitas kopulasi, dan bermigrasi, sedangkan pada siang hari ngengat beristirahat di dasar tanaman. Ngengat spodoptera litura sangat tertarik terhadap cahaya.
Kerusakan terjadi karena larva makan bagian atas tanaman pada malam hari. Daun yang dimakan dimulai dari tepi daun sampai hanya meninggalkan tulang daun dan batang. Ulat ini lebih menyukai tanaman dengan umur dibawah 30 hari setelah tanam. Tanaman jagung yang diserang berusia muda, yakni sekitar 3 bulan. Kerusakan pada daun tanaman juga ditandai dengan sisa kotorannya (feses). Selain mengkonsumsi jaringan daun, larva juga akan menggali lubang ke dalam titik tumbuh (kuncup, pusaran, dll). Sehingga apabila tidak dilakukan pencegahan dan pengendalian maka berpotensi mengakibatkan kerugian
Upaya pencegahan dan pengendalian hama yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi serangan ulat grayak yaitu, melalui pendekatan pengelolaan hama terpadu (PHT). Beberapa spesies Ulat Grayak yang umum menyerang tanaman jagung antara lain , Mythimna separate, Spodoptera exempta , Spodoptera litura, Spodoptera frugiperda (Smith).