
Mengenal Padi Lokal “Pudak Susun” Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur kaya akan keragaman genetik padi lokal, terutama padi ladang atau lahan kering, yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam program pemuliaan dan konservasi genetik. Salah satunya adalah padi lokal Pudak Susun. Padi lokal ini diketahui berasal dari Kutai Kartanegara, dan telah dibudidayakan oleh Gapoktan Dewisri Lestari Muara Sembilang, Samboja.
Menurut (Handyani, 2017), padi ini memiliki tinggi tanaman 104 cm yang masuk dalam kategori tinggi sedang, kemampuan beranak dengan jumlah anakan 3 yang masuk dalam kategori sangat sedikit, warna lemma dan palea kuning Jerami, ujung gabah cokelat dan bentuk beras pecah kulit sedang.
Padi lokal ini memiliki keunggulan seperti ketahanan terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik, rasa nasi yang disukai masyarakat serta tahan terhadap hama, penyakit, kekeringan, salinitas, dan faktor lingkungan lainnya. Meskipun demikian, kontribusinya terhadap produksi beras nasional masih rendah karena produktivitasnya lebih rendah dibandingkan padi sawah dan profil tanaman yang kurang ideal. Budidaya padi lokal juga dilakukan secara sederhana seperti minim penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Meskipun telah beradaptasi baik di wilayahnya, erosi genetik akibat alih fungsi lahan dan dominasi varietas unggul dapat mengancam keberadaan padi lokal. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan dan memanfaatkan keragaman genetik padi lokal guna mendukung pemuliaan varietas unggul yang lebih produktif.
Handyani, F. (2017). Keragaman morfologi 20 kultivar padi lokal asal Kalimantan Timur. 3(2015), 88–93. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m030115